Museum Taman Prasasti, Museum akan Mengingatkan Kematian

VIVA Travel – Museum merupakan gedung akan digunakan bak pameran tetap benda-benda akan patut mendapat perhatian universal seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu. Selain itu, museum kerap menceritakan secara singkat peristiwa bermanfaat hadapan sebuah negara atau daerah.
Tak cuma mengoleksi benda bersejarah, museum lagi berfungsi mengkonversi, meriset, serta mengkomunikasikan kepada publik guna studi atau kegemaran. Keberadaan museum cukup berguna karena mempunyai tanggung perlawanan menurut melestarikan, membina, sekaligus mengembangkan budaya masyarakat.
Dengan mengunjungi museum, pengunjung atas mendapatkan pengetahuan baru medahului koleksi nan ditampilkan di sana.
Seperti nan sudah diutarakan dalam atas, museum menyimpan benda bersejarah, terbersetuju artefak, lukisan, patung, bahkan sampai batu nisan orang khusus. Tempat koleksi nisan serta kereta jenazah antik bisa ditemukan dalam Museum Taman Prasasti nan berlokasi dalam Jalan Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat.
Museum ini menyimpan koleksi prasasti nisan kuno masa kolonial Belanda, miniatur makam khas dari berbagai provinsi Indonesia, serta koleksi kereta jenazah antik. Ketika mengunjungi Museum Taman Prasasti, pengunjung serasa kilas balik ke era penjajahan atas nisan yang mayoritas tertulis nama orang Belanda dan patung-patung zaman Renaissance.
Awalnya Museum Taman Prasasti merupakan sebuah area pemakaman umum yang bernama Kebon Jahe Kober lewat luas 5,5 hektar. Lahan tercatat mulai digunakan pada tahun 1795 kepada menggantikan kuburan lain pada samping Gereja Nieuw Hollandsche Kerk (sekarang Museum Wayang) yang sudah penuh. Nisan yang dipindahkan ditandai lewat tulisan HK atau Hollandsche Kerk.
Pada 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober resmi dijadikan museum maka disibak akan umum bersama koleksi prasasti, nisan, makam seberlipat-lipat 1.372 yang terbuat ketimbang batu alam, marmer, maka perunggu. Luas museum ini menyusut cuma tinggal 1,3 hektar lantaran perkembangan kota.
Terdapat papan informasi dempet Museum Taman Prasasti yang memberi informasi singkat tentang nisan dengan dalang bermanfaat. Di sana juga tertera denah yang dibagi memerankan beberapa area.
Makam pualam lewat hiasan sebuah buku milik Dr. H.F. Roll terdapat di area ini. Beliau merupakan pendiri STOVIA (Sekolah Kedokteran atas zaman pendubengukn Belanda). Sekolah tersebut dalam cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Di bagian sudut area J, terdapat dua buah peti jenazah yang disimpan akan sebuah kotak mika transparan. Kedua peti terbilang dulunya digunakan menurut membawa jenazah Soekarno maka Mohammad Hatta. Karena mereka berdua pemeluk agama Islam, peti jenazah tidak ikut dikuburkan.
Dulu area I memang sebuah pemakaman. Tetapi sekarang ini sejumlah jenazah bahwa dikuburkan sudah dipindahkan lewat disebar ke beberapa pemakaman lainnya. Beberapa tulang jenazah tersebut dalam disimpan antara sebuah bangunan bahwa bernama Rumah Tulang. Bangunan itu awalnya adalah makam keluarga pada A.J.W Van Delden, seorang juru tulis antara Indonesia Timur bahwa suah menjabat sebagai ketua perdagangan VOC.
Konon di area ini juga masih menyimpan jenazah Kapiten Jas. jasadnya tidak bisa dipindahkan karena ada pohon yang sangat hebat sebatas tidak bisa dibongkar. Makam ini dipercaya dapat memberikan kebermutuan, kemakmuran, kebahagiaan, dengan keselamatan.
Replika tembok peringatan Pieter Erberveld tersedia di area ini. Beliau merupakan seorang keturunan Belanda-Thailand yang mempunyai rencana akan berontak serta melakukan penyerangan terhadap pemerintahan Hindia Belanda.
Namun sanan, rencananya tepat sasaran ditidak terkabulkan sesangkat ia ditangkap kalakian dihukum mati demi kedua tangan lagi kakinya ditarik 4 ekor kuda. Pada atas tembok dulunya ditancapkan penggalan kepala Pieter lagi dindingnya dipasang prasasti.
Sementara antara belakang area G terdapat patung Pastor Herikus Van Der Grinten bahwa berdiri antara atas tugu berwarna cokelat. Ia ialah seorang pastor ala masanya antara Batavia serta disabahwai berjibun orang karena menyimpan jiwa kemanusiaan bahwa luhur.
Di area ini terdapat nisan adapun dibangun dekat atas pondasi berbentuk segi delapan milik Olivia Mariamne Raffles, istri melalui Thomas Stamford Raffles (mantan Gubernur Hindia Belanda selanjutnya pendiri Kebun Raya Bogor).
Ada nisan yang mencuri perhatian dempet area ini yaitu nisan beserta ukuran cukup lebar melalui Marisa, seorang wanita suku Jawa yang dinikahi A. Schultheiss. Nisan terhormat dibuat kepada mengingat pada masa itu sebagian adi wanita pribumi sekadar dijadikan simpanan.
Museum Taman Prasasti ungkap dari hari Selasa sampai Minggu. Buka mulai pukul 09.00 sampai memakai 15.00. Harga tiket dibanderol untuk dewasa sebesar Rp 5.000, mahasiswa Rp 3.000, anak-anak/pelajar Rp 2.000.
Dengan berkunjung ke Museum Taman Prasasti, kamu bisa mengingat sehebat apapun manusia, dari dasarnya akan kembali ke Sang Pencipta. Tak cuma itu, tentu mengunjungi museum akan menambah wawasan aktual di balik orang-orang yang suah dimakamkan di sini.